Mungkin hanya untuk sekedar share/ berbagi ilmu mengenai apa itu syok dalam obstetric,
apakah syok itu sama artinya dengan istilah kalau dalam bahasa sunda sih
disebut “ reuwas” ..>> tentu saja beda :D
So,,
what is shock in obstetric ????
Syok Dalam Obstetri
1. Syok secara umum
Syok adalah berkurangnya darah
dalam peredaran darah umumnya disertai
dengan gangguan perfusi darah dalam jaringan pada tingkat pembuluh-pembuluh
darah kapiler jaringan tubuh.
gangguan peredaran darah dapat menyebabkan syok karena:
ü Berkurangnya darah ( misalnya pada perdarahan) atau plasma ( pada
luka bakar, peritonitis, dehidrasi, dan sebagainya) dalam peredaran darah ( surgical shock )
ü Timbulnya vasodilatasi sehingga terjadi pengumpulan darah dalam
vena-vena di daerah tertentu. Hal ini kadang-kadang didahului oleh
vasokontriksi.
§ Syok neurogenik : karena kaget atau kesakitan ( nyeri)
§ Syok septic : karena infeksi berat
§ Syok anafilaksis : karena reaksi anafilaksis
ü Syok cardiac : karena gangguan fungsi jantung missal, infark miokard,
aritmia terus-menerus, dsb
ü Kombinasi syok surgical dan neurogik
a. Klasifikasi
Berdasarkan tingkatan syok dibagi menjadi
:
1.
Syok dapat pulih dini ( early
reversible shock )
Dalam tingkat ini kadar
katekolamin meningkat ditandai dengan vasokontriksi pembuluh darah perifer.
Tekanan darah masih normal atau mulai turun. Penanganan segera dapat mengatasi
syok dengan mudah
2.
Syok dapat pulih lambat ( late
reversible shock )
Vasokontriksi
terus-menerus bagian perifer tubuh dingin, tekanan darah turun, nadi cepat, dan
terjadi penumpukan darah dalam vena-vena di daerah tertentu. Jumlah darah yang
mengalir dalam peredaran darah umum dan yang ke jaringan berkurang. Untuk
penanganan diperlukan upaya dan jumlah cairan ( atau darah ) yang lebih banyak.
3.
Syok refraktor ( refraktor
shock )
Pada tingkatan ini funsi
sel-sel jaringan pada alat-alat vital terganggu, mulai timbul koagulasi
intravaskuler merata ( dissemionated
intravasculer ).
4.
Syok tidak dapat pulih (
irreversible shock)
Sudah terjadi kematian
sel-sel jaringan alat-alat vital dan apabila kekuatan cadangan alat-alat
telah habis atau dilampaui akhirnya fatal.
b. Diagnosis dan Gambaran
Klinis
ü Tahap awal : penderita merasa kedinginan, gelisah, kehausan, nadi
cepat, tekanan darah menurun, berkeringat dingin, pucat, mata cekung, bibir
kebiru-biruan ( sianosis)
ü Lebih lanjut : lebih kedinginan, nadi cepat, kecil ( filimoris),
tekanan darah turun dan tidak terukur, pernafasan pendek dan cepat
ü Tingkat akhir : tekanan darah tidak teratur , nadi tidak teraba,
nafas satu-satu, sianosis dan pucat
ü Pada syok hivopolemik karena kehilangan darah, plasma dan cairan
elektrolit dalm peredaran darah umum serta kerja jantung ( cardiac output) akan
berkurang, nadi naik, tekanan darah sistolik turun, namun karena pengaruh
baroreseptor timbul vasokontriksi dan bertambahnya resistensi perifer, maka sampai tingkat tertentu tekanan
darah masih dapat dipertahankan
ü Pada syok septic ( infeksi berat ) hanya volume darah yang mengalir
ke jantung yang berkurang. Di sini tekanan vena pusat ( central venous pressure
= CVP) dapat diukur untuk menilai
hubungan antara volume darah yang mengalir ke jantung dan daya kerja jantung.
Pada seorang normal yang berbaring CVP setinggi 5-8 cm H2O akan
turun jika jumlah darah yang kurang dan naik bila daya kerja jantung kurang
ü Pada syok dapat terjadi
pembekuan darah pada intravaskuler ( DIC ) menyebabkan hipofibrogenemia
ü Dapat terjadi gangguan metabolisme sampai asidosis dan ( atau
alkalosis ) dapat menyebabkan koma, gangguan pernafasan, serta kematian
ü Gangguan pada ginjal dapat menyebabkan oliguria, anuria, dan
akhirnya uremia.
Syok hemoragik dalam obstetric dapat dijumpai pada :
a.
Antepartum : plassenta previa,
solusio plasenta
b.
Intrapartum : rupture uteri
c.
Postpartum : perdarahan
postpartum, luka-luka jalan kelahiran
2.
SYOK DALAM OBSTETRI
Adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan oleh
perdarahan, trauma, atau sebab-sebab lainnya.
a. Klasifikasi
Menurut sebab utamanya dibagi 3, yaitu ;
1.
Syok hemoragik karena
perdarahan
2.
Syok endotoksin karena infeksi
berat ( syok bacterial )
3.
Syok oleh sebab-sebab lain
b. Etiologi
ü Perdarahan
ü Infeksi berat
ü Solusio plasenta
ü Luka-luka jalan kelahiran
ü Emboli air ketuban
ü Inversion uteri
ü Syok postural
ü Kolaps vasomotor postpartum
ü Kombinasi hal-hal di atas
ü Faktor-faktor presdisposisi timbulnya syok adalah anemia,
malnutrisi, dehidrasi, partus lama, dan asidosis
1) Syok Hemoragik
Banyak terjadi dalam obstetric, disebabkan
oleh perdarahan postpartum, perdarahan karena abortus, kehamilan ektopik
terganggu, plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri dan perlukaan jalan
kelahiran.
Penanganannya adalah dengan menghilangkan penyebab dan mengganti
segera darah yang hilang.
2)
Solusio Plasenta
Terjadi fibrinopenia dan
pelepasan banyak tromboplastin yang menyebabkan DIC disertai fibrinolisis,
karena itu terjadilah hipofibrinogenemia. Bahkan serat-serat fibrin dapat
dijumpai dalam pembuluh darah paru-paru.
3) Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban dapat
terjadi setia saat waktu kehamilan. Untuk terjadinya emboli ini harus ada
hubungan langsung antara air ketuban dan pembuluh darah ibu. Ini bisa kita
jumpai pada rupture uteri, seksio sesarea, solusio plasenta, atau luka-luka
jalan kelahiran lainnya.
Akan tetapi,
sering hubungan langsung ini tidak dapat dinyatakan dengan jelas. Adapun factor-faktor
predisposisi dan terjadinya air ketuban adalah :
1.
Ketuban pecah sebelum waktunya
dan ada perlukaan pada ketuban atau plasenta
2.
His yang kuat ( tetaniform )
3.
Toksemia gravidarum dan solusio
plasenta
Menurut patogenesisnya ada 2 teori untuk menerangkan gejala-gejala
yang dijumpai pada emboli air ketuban :
·
Teori mekanis
Yaitu air ketuban berisi
lanugo, verniks kaseosa, dan mekonium yang dapat menyumbat kapiler paru-paru
dan dapat menyebabkan syok
·
Teori anafilaksis
Jumlah air ketuban yang
masuk tidak demikian banyaknya sehingga dapat menerangkan terjadinya kematian
yang cepat. Maka disamping penyumbatan harus
ada factor lain yang dapat menerangkan gejala emboli air ketuban, ialah
reksi anafilaksis.
·
Didalam air ketuban terdapat
banyak tromboplastin maka terjadilah pembekuan intravaskuler merata ( DIC )
yang mengakibatkan terjadinya hipofibrinogenemia.
Diagnosis
Pada emboli air ketuban
dibedakan 2 fase :
Fase I : dispnea, sianosis, edema paru, nyeri di dada dan syok.
Sebagian dari penderita sudah meninggal dalam fase ini, biasanya dalam jangka
waktu 20 menit
Fase II : di samping gejala-gejala di atas dijumpai pula gejala
gangguan pembekuan darah atau hipofibrinogenemia.
Penanganan
1.
Pemberian oksigen, stimulansia,
dan kardiotonika
2.
Pemberian cairan infuse dan
transfuse darah sangat hati-hati karena beban jantung akan bertambah berat
3.
Bila ada kelainan pembekuan
darah berikan fibrinogen
4.
Untuk thrombosis emboli
beriakan heparin
4) syok Septik ( syok
Endotoksik )
dapat ditemukan pada
infeksi nifas berat, abortus septic, dan operatif obstetric. Kuman yang sering
dijumpai adalah E. coli, Pseudomonas,
klebsiella.dan lain-lain.penderita mengalami demam tinggi, menggigil, dan
syok. Penanganannya adalah dengan memberikan antibiotika yang tepat, cukup, dan
dosis yang tinggi setelah dilakukan uji kepekaan dan persemaian kuman ( sensitivity dan cultutre test )
Inversio uteri dijumpai
50 % menyebabkan syok karena perdarahan, kolaps vasomotor, dan karena adanya
tarikan kuat pada ligament serta peritoneum.
5) Syok Postural
Bila ibu hamil berada dalam posisi supine
sering terjadi hipotensi akut yang ditandai dengan nadi yang cepat, pucat,
keringat dingin, dan syok. Mungkin ini terjadi karena tekanan uterus yang berat
pada vena cava inferior.
6) Kolaps Vasomotor Postmatur
Ibu hamil dengan toksemia
gravidarum sering mengalami syok pada 24 jam postpartum. Sebabnya mungkin
karena pelebaran pembuluh darah spalangnikus karena dekompresi abdominal
setelah persalinan.
7) Emboli Udara
Bisa terjadinya karena
sesudah partus pembuluh-pembuluh darah terbuka dan bila tekanan luar tinggi
maka udara masuk dalam pembuluh darah atau karena kurang hati-hati dalam
pemberian infuse sehingga udara masuk dalam pembuluh darah.
Sumber : Mochtar, Rustam.1998.
Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta :
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar